Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Manusia Makhluk Peneliti

Manusia Makhluk Peneliti Keistimewaan manusia di berikan akal pikiran menjadikan mereka menjadi makhluk peneliti, makhluk budaya dan juga makhluk moral.  Untuk itu pada tulisan kali ini, penulis bertujuan untuk mengenalkan kepada pembaca sekalian mengenai manusia makhluk peneliti, makhluk budaya dan juga makhluk moral. Allah menurunkan wahyu pertama yaitu surah al-alaq ayat: 1-5. Dalam wahyu pertama tersebut Allah memerintahkan kita sebagai umat muslim untuk senantia menghabiskan waktu untuk membaca. Perintah Allah ini ketika kita melaksanakannya dengan penuh suka cita maka pasti banyak sekali manfaat yang akan di rasakan. Sayangnya, perintah Allah ini masih banyak manusia yang tidak melaksanakannya dengan baik. Sehingga kerugianlah yang akan di dapat. Di Indonesia saja, angka membaca masyarakat rendah sekali inilah yang menyebabkan masyarakat Indonesia kalah jauh dengan masyarakat jepang. Padahal masyrakat Indonesia notabennya merupakan penduduk beragama islam terbesar di dunia. Be

Manusia Makhluk Pelajar

Manusia Makhluk Pelajar Pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena tanpa melalui pendidikan, proses transformasi dan aktualisasi pengetahuan sulit untuk diwujudkan. Demikian juga dengan sains sebagai bentuk pengetahuan ilmiah dalam pencapaiannya harus melalui proses pendidikan yang ilmiah pula.  Oleh karena itu Islam menekankan akan pentingnya belajar baik melalui aktivitas membaca, menelaah, meneliti segala sesuatu yang terjadi di alam raya ini. Pengertian Belajar dalam konteks pendidikan, hampir semua aktivitas yang dilakukan adalah aktivitas belajar. Para Pakar psikologi saling berbeda dalam menjelaskan mengenai cara atau aktivitas belajar itu berlangsung. Akan tetapi dari beberapa penyelidikan dapat ditandai, bahwa belajar yang sukses selalu diikuti oleh kemajuan tertentu yang terbentuk dari pola pikir dan berbuat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar ialah untuk memperoleh kesuksesan dalam pengembangan potensi-potensi seseorang. Beberapa aspek psi

Halalan Thahyiban

Halalan Thahyiban             Halal didefinisikan sebagai sesuatu yang dibenarkan (tidak dilarang) penggunaan atau pemakaiannya. Menurut al-Qur’an, semua makanan yang baik dan bersih adalah halal. Sesuatu yang halal adalah yang terlepas dari ikatan bahaya duniawi dan ukhrowi. Karena itu kata “halal” juga berarti “boleh”. Dalam bahasa hukum, kata ini mencakup segala sesuatu yang dibolehkan agama, baik kebolehan itu bersifat sunnah, anjuran untuk dilakukan, makruh (anjuran untuk ditinggalkan) maupun mubah (netral atau boleh-boleh saja), tetapi tidak dianjurkannya, atau dengan kata lain hukumnya makruh. Segala yang ada di alam semesta ini halal untuk digunakan sehingga makanan yang terdapat di dalalmnya juga halal. Karena itu al-Qur’an mengecam mereka yang mengharamkan rizki halal yang disediakan Allah SWT. untuk manusia. Hal itu sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya : Dia-Lah Allah SWT. yang menjadiakn segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit

Takaran dan Timbangan

Takaran dan Timbangan Takaran adalah alat yang digunakan untuk menakar. Dalam aktifitas bisnis,  takaran (al-kail) biasanya dipakai untuk mengukur satuan dasar ukuran isi barang cair,  makanan dan berbagai keperluan lainnya. Kata lain yang sering juga dipakai untuk fungsi yang sama adalah literan. Sedangkan timbangan (al-wazn) dipakai untuk mengukur satuan berat. Takaran dan timbangan adalah dua macam alat ukur yang diberikan perhatian untuk benar-benar dipergunakan secara tepat dan benar dalam perspektif ekonomi syariah. Namun adil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sama berat, berpegang pada kebenaran, dan sudah sepatutnya tidak sewenang-wenang. Penetapan takaran dan timbangan ini adalah atas dasar keadilan Islam yang harusnya ditegakkan. Karena definisi adil akan berbeda ketika antara satu dengan yang lainnya bila hanya mengikuti hawa nafsu saja. Hal ini pula sejalan dengan prinsip kejujuran untuk mewujudkan keadilan, sesuai dengan perintah Allah SWT untuk menyempurna

Hubungan Horizontal Dengan Alam

Hubungan Horizontal Dengan Alam Sesungguhnya alam diciptakan untuk Manusia, manusia dapat hidup di bumi karena Allah telah menetapkan keadaan bumi yang ada pada posisi sekarang. Pemikiran yang murni yang berdasarkan kenyataan dan tanpa prasangka dapat dengan mudah memahami alam semesta diciptakan dan dikendalikan oleh Allah yang semuanya diperuntukkan pada manusia. Alam semesta diciptakan oleh Allah jauh sebelum manusia pertama (Nabi Adam) diciptakan. Alam semesta diciptakan dengan tatanan yang sangat rapi, teratur, serasi, dan seimbang. Ketika satu tatanan dirusak, maka secara sunnatullah, sistem alam akan bekerja untuk mengembalikan keseimbangan yang terganggu karena kerusakan tersebut.    Lalu hubungan manusia dengan alam seperti dalam firman Allah “Tidaklah kamu perhatikansesungguhnya Allah telah menundukkan untuk kepentinganmu apa yang di langit dan apa yang di bumu dan menyempurnakan nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah

Makhluk Siyasah (Politik)

Makhluk Siyasah (Politik) Kata siyasah secara etimologis merupakan bentuk masdar dari sasa, yasusu yang artinya “mengatur, mengurus, mengemudikan, memimpin dan memerintah”. Di samping arti tersebut kata siyasah juga berarti “politik dan penetapan suatu bentuk kebijakan”. Kata sasa bersinonim dengan kata dabbara (mengatur), to lead (memimpin), to govern (memerintah), dan policy of government (kebijakan pemerintah). Selain itu, menurut Ibnu Mansur (ahli bahasa di mesir ) siyasah berarti mengatur sesuatu dengan cara membawa kepada kemaslahatan. Sedangkan menurut Abdul Wahhab Khalaf siyasah adalah undang-undang yang dibuat untuk memelihara ketertiban dan kemaslahatan serta untuk mengatur berbagai hal. Adapun menurut Abdurrahman, siyasah adalah hukum dan kebijakan yang mengatur berbagai urusan umat atau masyarakat dalam hal pemerintahan hukum dan peradilan, lembaga pelaksanaan dan administrasi dan hubungan luar dengan negara lain. Dari ketiga definisi di atas dapat di simpulkan bahwa

FARAIDH (Mawaris)

FARAIDH (Mawaris)             Faraidh merupakan ilmu yang diketahui dengannya siapa yang berhak mendapat waris dan siapa yang tidak berhak, dan juga berapa ukuran untuk setiap ahli waris. Faraidh adalah salah satu disiplin ilmu di dalam islam yang sangat utama untuk dipelajari. Ilmu ini sangat berguna untuk mencegah perselisihan-perselisihan dalam pembagian harta warisan, sehingga orang yang mempelajarinya akan mempunyai kedudukan yang tinggi dan mendapatkan pahala yang besar pula di sisi Allah SWT. Abu Hurairah r.a berkata bahwa Nabi saw bersabda, “Pelajarilah ilmu faraidh serta ajarkanlah kepada orang lain, karena sesungguhnya, ilmu faraid setengahnya ilmu; ia akan dilupakan, dan ia ilmu pertama yang akan diangkat dari umatku.” (HR Ibnu Majah dan ad-Darquthni)             Ini jelas menunjukkan bahwa sekiranya umat islam itu ingkar dengan ketentuan Allah, maka Allah akan melemparkannya ke dalam api neraka selama-lamanya. Hal ini menunjukkan bahwa suatu ancaman yang amat berat b

Manusia Makhluk Sosial

Manusia Makhluk Sosial             Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain serta hubungannya horizontal yakni antara manusia dengan manusia juga antara manusia dengan alam. Janji Allah SWT pada hubunganbaik dengan sessama manusia saja jaminannya adalah surga. Sebagaimana Allah telah memuliakan manusia, menjadi keharusan setiap manusia untuk saling menghormati dan memuliakan, tanpa memandang jenis suku, warna kulit, bahasa dan keturunannya. Bahkan islam mengajarkan untuk menghormati manusia walaupun telah menjadi mayat. Kemudian diantara manusia saling menyebarkan kasih sayang, beberapa hal ini dapat diterapkan pada berbagai situasi dan keadaan, misalnya dalam kehidupan keluarga, hubungan dengan saudara. Dalam kehidupan masyarakat, sudahkan kita bersilaturahmi dengan tetangga karena tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Karena hal ini merupakan tujuan dari risalah islam sebagai ajaran ya

Manusia Makhluk Otonom

Manusia Makhluk Otonom             Dalam KBBI otonom adalah berdiri sendiri; dengan pemerintahan sendiri. Sebagai mahkluk otonom manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan sikap, dengan kata lain manusia merupakan makhluk yang mandiri. Allah telah memberikan akal budi yang membuat manusia tahu apa saja yang harus dilakukannya dan mengapa harus melakukannya. Dengan kemampuan itu manusia mampu membedakan hal baik dan buruk dan membuat keputusan berdasarkan suara hatinya dan mampu bersikap kritis terhadap berbagai pilihan hidup. Semua makhluk mempunyai rasa untuk menyebut nikmat Allah. Seperti yang terdapat pada surah Ar-Rahman yang berisikan tentang kemurahan Allah SWT serta nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada jin dan manusia. Semua manusia telah diberikan nikmat hidup oleh-Nya. Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan jika kamu menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.” (QS. An-Nahl 16 : 18). Nikmat-nikmat tersebut diantaranya berupa nikmat

Manusia Sebagai Makhluk Allah

Manusia Sebagai Makhluk Allah Sebagai manusia posisi kita paling kecil diantara tata surya, tetapi bagi Allah tetaplah terpenting biarpun semut sekalipun. Oleh karena itu manusia merupakan ciptaan Allah yang paling tinggi derajatnya di antara ciptaan-Nya yang lain. Dari ini semua mengajarkan kita agar tidak sombong, karena kita sebagi manusia hanyalah makhluk kecil dimata Allah jika dibandingkan dengan ciptaan-ciptaan Allah yang lainnya. Misalnya seperti tata surya dan kemegahan alam yang Allah ciptakan. Jangan pernah merasa lebih hebat dari pada orang lain karena setiap insan pasti memiliki kehebatannya masing-masing. Biarpun ia memiliki kekurangan sekalipun pasti memiliki kelebihan yang orang lain tidak menyangkanya bahwa ia mampu. Manusia meskipun Allah telah memberikan kelebihan tetapi tetap condong berubah-ubah sifatnya dan tidak menetap. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah diberikannya akal pada, pikiran, perasaan, dan keyakinan oleh

Kebenaran Mutlak dan Kebenaran Sementara

Kebenaran Mutlak dan Kebenaran Sementara Kebenaran itu ada yang sifatnya mutlak dan ada pula yang sifatnya sementara. Kebenaran mutlak itu ada dan yakin (tidak berubah-ubah) bisa juga dikatakan kebenaran yang hakiki dan sejati, sesuatu yang dapat melihat dan menyatakan keseluruhan realitas secara objektif, dan apa adanya. Dengan demikian sebenarnya kebenaran mutlak adalah kebenaran yang dengan fakta yang tidak dapat disangkal lagi. Namun berbeda dengan kebenaranya. Pandangan manusia itu sangat terbatas karena ( tubuh ) manusia dibatasi oleh ruang dan waktu. Manusia hanya bisa berada pada satu tempat pada waktu tertentu. Indra-indra tubuh manusia tidak bisa mendeteksi sesuatu yang terlalu ekstrem. Mata manusia tidak bisa menangkap benda yang terlalu besar atau kecil, terlalu dekat atau terlalu jauh. Mata manusia juga tidak bisa menangkap gerakan yang terlalu cepat. Mata manusia hanya bisa menangkap cahaya dengan panjang gelombang dalam suatu rentang tertentu. Telinga manusia hanya da