Manusia Makhluk Otonom

Manusia Makhluk Otonom
            Dalam KBBI otonom adalah berdiri sendiri; dengan pemerintahan sendiri. Sebagai mahkluk otonom manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan sikap, dengan kata lain manusia merupakan makhluk yang mandiri. Allah telah memberikan akal budi yang membuat manusia tahu apa saja yang harus dilakukannya dan mengapa harus melakukannya. Dengan kemampuan itu manusia mampu membedakan hal baik dan buruk dan membuat keputusan berdasarkan suara hatinya dan mampu bersikap kritis terhadap berbagai pilihan hidup. Semua makhluk mempunyai rasa untuk menyebut nikmat Allah. Seperti yang terdapat pada surah Ar-Rahman yang berisikan tentang kemurahan Allah SWT serta nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada jin dan manusia. Semua manusia telah diberikan nikmat hidup oleh-Nya. Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan jika kamu menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.” (QS. An-Nahl 16 : 18). Nikmat-nikmat tersebut diantaranya berupa nikmat akal dan nikmat hidup.
            Di beri nikmat akal, oleh Karena itu sudah seharusnya manusia menggunakannya untuk mengenal dan mendekat kepada sang pencipta dengan jalan berfikir. Seseorang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT hendaknya selalu meluangkan waktu untuk perenungan dengan melihat, menganalisa, meyakini secara pasti untuk mendapatkan keyakinan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah. Karena diberi nikmat akal manusia pun bisa menyalahgunakan akalnya oleh sebab itu manusia pun bisa berdusta, mencuri, melakukan berbagai hal yang menyimpang dll. Maka dari itu jika manusia mampu mensyukuri nikmat hidup yang Allah beri maka manusia akan senantiasa berada dalam ketaatannya kepada Allah.
Manusia juga sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang sifatnya juga unik. Manusia pula telah memberi pengaruh baik atau buruk kepada manusia lain. Jika kita di benci oleh orang lain karena kelakuan kita yang buruk atau tidak baik, sehingga orang tersebut memiliki dendam kepada kita kelak di akhirat amalan kita pun akan ditagih. Seberapa banyak dan besarnya dosa kita kepada mereka sehingga akan di tagih di akhirat. 

Dalam islam, tidak ada bayi yang terlahir atau dilahirkan dengan mewariskan dosa orang tuanya. Melainkan semua bayi yang terlahir ke dunia pasti dalam keadaan suci terlepas dari bagaimanapun keadaan ibunya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sosiologi Sastra analisis secara teks

Takaran dan Timbangan

Manusia Sebagai Makhluk Allah