Takaran dan Timbangan
Takaran dan Timbangan
Takaran adalah alat yang digunakan untuk menakar.
Dalam aktifitas bisnis, takaran
(al-kail) biasanya dipakai untuk mengukur satuan dasar ukuran isi barang
cair, makanan dan berbagai keperluan
lainnya. Kata lain yang sering juga dipakai untuk fungsi yang sama adalah
literan. Sedangkan timbangan (al-wazn) dipakai untuk mengukur satuan berat.
Takaran dan timbangan adalah dua macam alat ukur yang diberikan perhatian untuk
benar-benar dipergunakan secara tepat dan benar dalam perspektif ekonomi
syariah. Namun adil
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sama berat, berpegang pada
kebenaran, dan sudah sepatutnya tidak sewenang-wenang.
Penetapan takaran dan
timbangan ini adalah atas dasar keadilan Islam yang harusnya ditegakkan. Karena
definisi adil akan berbeda ketika antara satu dengan yang lainnya bila hanya
mengikuti hawa nafsu saja. Hal ini pula sejalan dengan prinsip kejujuran untuk
mewujudkan keadilan, sesuai dengan perintah Allah SWT untuk
menyempurnakan takaran dan timbangan. Dalam Al-Isra 17:35, Allah SWT
memerintahkan “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah
dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”. Dan memberikan ancaman untuk pelaku yang curang didalam menimbang
atau menakar, karena didorong hawa nafsu dalam mengambil keuntungan. Seperti yang dijelaskan Ayat-Ayat dan Hadist
yang Menjelaskan Takaran dan Timbangan. “Sempurnakanlah takaran dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang
lurus, Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”. (QS Al-Muthaffifin : 1-3)
Seberapa
jauh berkembangnya alat ukur yang dipergunakan untuk menakar dan menimbang
sesuai dengan perkembangan teknologi,
namun semangatnya tidak boleh berubah ancaman yang sangat berat terhadap
orang-orang yang “bermain-main” dengan takaran dan timbangan. Dalam Q.s
al-Muthaffifin 83: 1-6 dinyatakan, “ Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang
curang, (yaitu) orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka
meminta dipenuhkan, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,
mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa mereka akan
dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari ketika manusia berdiri
menghadap Tuhan semesta alam.” Segala macam bentuk kecurangan tentunya akan
menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan. Oleh karena itu, Rasulullah
mengingatkan lima perbuatan yang akan mengkibatkan terjadinya lima macam sanksi
dalam kehidupan. (khamsun bi khamsin).
Pertama, mereka yang tidak menepati janji akan dikuasai oleh musuh
mereka; kedua, orang yang menghukum
tidak sesuai dengan hukum Allah akan ditimpa kemiskinan; ketiga masyarakat yang
telah bergelimang dengan perbuatan keji (al-fahisyah) akan menderita kematian;
keempat mereka yang senantiasa berlaku curang dalam takaran akan mengalami
krisis ekonomi dan kegagalan dalam pertanian;
kelima orang yang tidak
mengeluarkan zakat akan ditimpa kemarau panjang. Berdagang adalah salah satu
cara terbaik untuk mengais rejeki. Jual beli sudah ada semenjak zaman dahulu
karena jual beli memang salah satu kebutuhan manusia dalam hidup Dengan jual beli kita dapat memiliki
barang yang dimiliki oleh orang lain dengan cara yang halal. Allah subhanahu
wata’ala menghalalkan jual beli, Ia berfirman: “…Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS. Al-Baqarah: 275)
Namun, terkadang jual
beli dimanfaatkan oleh salah satu pihak demi melahap keuntungan yang
sebanyak-banyaknya, akibatnya pihak yang lain dirugikan, atau dalam kata lain
ia didzalimi. Bentuk kecurangan jual beli yang sangat tersebar adalah curang
dalam timbangan dan takaran. Praktek ini masih banyak dilakukan oleh sebagian
orang. Dahulu Allah mengadzab kaum Nabi Syuaib, selain karena mereka kufur
kepada Allah, mereka juga suka berlaku curang dalam timbangan dan takaran.
Untuk itu cari rezeki Allah dimanapun ia berada dengan
cara yang halal dan Ia ridhoi, andai sedikit yang kita dapatkan, namun jika
Allah memberkahi, itu akan lebih baik bagi kita dan keluarga kita, dan yakinlah
bahwa Allah akan memudahkan jalan bagi hamba yang taat kepadaNya.
Komentar
Posting Komentar